bojonegorotoday.com – Sejumlah pedagang di Kabupaten Bonegoro benar-benar merasakan imbas pandemi corona (Covid-19) di kota kaya Migas ini. Banyak pedagang yang omzetnya menurun. Akibatnya, ekonomi keluarga dirasa tidak stabil.
Salah satunya, dampak penyebaran virus corona di Bojonegoro ini sangat dirasakan penjual lontong sayur keliling. Hal itu seperti yang dirasakan Endang warga Kampung Lontong Kelurahan Ngrowo, Kecamatan Kota/Kabupaten Bojonegoro ini.
Perempuan berumur 60 tahun ini menceritakan keluh kesahnya menjual lonyong sayur keliling ditengan pandemi corona. Ia mengungkapkan, beberapa minggu ini dagangannya sepi pembeli. Selain itu, bahan pokok lontong juga mengalami kenaikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Iya, sepi, semenjak wabah virus corona ini,” katanya kepada bojonegorotoday.com, Senin (30/03/2020).
Sebelumya, pembeli lontong sayur keliling milik Endang ini cukup banyak. Namun, saat ini tidak banyak yang membeli. Lantaran banyak imbauan dan pembatasan akibat virus corona yang semakin hari semakin menghawatirkan.
Omzet hasil jualan lontong sayur keliling ini, lanjut Endang, rata-rata Rp 500 ribu perhari. Namun, saat ini turun omzet menjadi Rp 50 ribu sampai Rp 250 ribu perhari. Selain itu, awalnya perhari menghabiskan 3 kilogram (kg) beras bahan lontong. Kini, hanya 1,5 kg perhari.
“Omzet manurun cukup drastis,” ungkap perempuan memiliki 2 cucu ini.
Harga lontong sayur milik Endang ini cukup terjangkau. Mulai harga Rp 6 ribu hingga Rp 7 ribu. Untuk menopang ekonomi keluarga, ditengah pandemi corona ini Endang masih keliling berjualan lontong disekitaran kampung lontong dan sekitarnya.
Endang mulai mengayuh sepeda pancal yang ada rombong berisi lontong sayur itu sekitar pukul 16.00 Wib hingga pukul 17.30 Wib setiap harinya. Namun, saat ini Endang lebih banyak menjual lontong sayurnya di rumah. Mengindahkan imbauan pemerintah.
“Saat ini lebih banyak jualan di rumah,” kata endang sembari menunjukan barang dagangannya itu.
Selain sepi pembeli, harga bahan pokok untuk membuat lontong sayur mengalami kenaikan. Diantaranya, harga bawang merah yang melambung hingga Rp 40 ribu perkilogramnya. Ia berharap pandemi corona segera berakhir. Sehingga ia dapat berjualan seperti hari-hari biasanya.
“Saya berharap wabah ini segera berakhir,” imbuh penjual lontong sayur keliling selama 30 tahun ini. (mil/yud)