Merawat Ekosistem Pertanian dengan Burung Hantu

- Editorial Team

Sabtu, 5 Desember 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

bojonegorotoday.com – Lahan pertanian dan perkebunan produktif sangat rentan dengan serangan hama. Banyak cara yang dilakukan petani di Kabupaten Bojonegoro untuk mengatasi serangan hama.

Beberapa waktu lalu, Dinas Pertanian Bojonegoro mengajak para petani untuk deklarasi. Salah satu isinya adalah tidak menggunakan aliran listrik dalam membasmi serangan hama.

Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah launching ide cemerlang mengatasi serangan hama, Sabtu (05/12/2020) di Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan. Ide cemerlang itu mengembangbiyakan koko belloq (burung hantu).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Camat Kecamatan Kedewan, Adrian mengatakan, ide ini lahir atas dasar pengalaman petani yang sering kewalahan menghadapi serangan hama yang menjadi penyebab gagal panen.

Baca Juga :  Panen Jagung Pulut, Bupati Harap Gerakan Potensi Lahan Tanaman Pangan

Menurutnya, ide ini didapatnya setelah melakukan study banding ke Kebupaten Demak yang lebih dulu menggunakan burung hantu sebagai penjaga di lahan pertanian dan menerapkannya di wilayah Kecamatan Kedewan.

“Saat ini di Kecamatan Kedewan sudah memiliki sekitar 60 burung hantu dan satu rumah penangkaran. Jika ini berhasil, kedepan rencananya akan diperbanyak,” katanya.

Bupati Bojonegoro meminta agar dinas pertanian setempat segera membuat regulasinya. Kedepan, harus disiapkan payung hukumnya supaya bisa diterapkan dan dikembangkan dengan baik di wilayah lain.

“Ide-ide kreatif akan sepenuhnya kita dukung, selama ide itu bermanfaat dan tidak membahayakan,” jelas Bupati.

Terobosan ini dilakukan bukan hanya untuk membasmi hama. Namun tujuan utamanya adalah sebagai penyeimbang ekosistem. Cara baru merawat dan menjaga alam, cara alami untuk kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga :  Berharap Kaum Milenial Bisa Jadi Petani Profesional

Kegiatan tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Pertanian, Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, Muspika Kecamatan Kedewan, serta Kepala Desa se Kecamatan Kedewan. (mil/yud).

Berita Terkait

Hingga Desember Hujan Belum Maksimal, Petani Kepohbaru Terancam Gagal Tanam
Pesemaian Padi Mengering, Petani Kepohbaru Terancam Gagal Tanam
Padi Inpari Digdaya, Beras Pulen Kelas Premium Sedigdaya Namanya
Mengenal Varietas Padi Logawa, Lebih Kuat Batangnya Lebih Joss Hasilnya.
Jelang Musim Tanam, Petani Lebih Suka Benih Inpari 32
Siapkan Sarpras Pertanian, Jaga Ketahanan Pangan di Bojonegoro
Harga Gabah Di Bojonegoro Naik, Ini Kata Petani
Tingkatkan Hasil Pertanian, Pemkab Bojonegoro Realisasikan 30.806 Meter JUT

Berita Terkait

Kamis, 21 Desember 2023 - 04:28 WIB

Hingga Desember Hujan Belum Maksimal, Petani Kepohbaru Terancam Gagal Tanam

Kamis, 21 Desember 2023 - 04:12 WIB

Pesemaian Padi Mengering, Petani Kepohbaru Terancam Gagal Tanam

Minggu, 5 November 2023 - 14:40 WIB

Padi Inpari Digdaya, Beras Pulen Kelas Premium Sedigdaya Namanya

Minggu, 5 November 2023 - 05:55 WIB

Mengenal Varietas Padi Logawa, Lebih Kuat Batangnya Lebih Joss Hasilnya.

Minggu, 5 November 2023 - 05:16 WIB

Jelang Musim Tanam, Petani Lebih Suka Benih Inpari 32

Jumat, 24 Februari 2023 - 01:37 WIB

Siapkan Sarpras Pertanian, Jaga Ketahanan Pangan di Bojonegoro

Jumat, 3 Februari 2023 - 02:03 WIB

Harga Gabah Di Bojonegoro Naik, Ini Kata Petani

Selasa, 13 Desember 2022 - 01:00 WIB

Tingkatkan Hasil Pertanian, Pemkab Bojonegoro Realisasikan 30.806 Meter JUT

Berita Terbaru

Ahmad Fariq Fauzi salahsatu pendiri komunitas Koloni Lebah

Pilkada Bojonegoro 2024

Koloni Lebah Bersatu, Siap Menangkan Pasangan Teguh Farida.

Rabu, 25 Sep 2024 - 04:45 WIB

Pesemaian padi berumur satu bulan ini terlihat menguning bahkan pucuk daunnya sudah kecoklatan dan mengering. (FOTO : HANIF AZHAR)

Pertanian

Pesemaian Padi Mengering, Petani Kepohbaru Terancam Gagal Tanam

Kamis, 21 Des 2023 - 04:12 WIB