Roadmap Ekonomi dan Industri Indonesia menuju Superpower Dunia

- Editorial Team

Senin, 25 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NASIONAL – Seorang Haji suku Bugis di Makassar, Sulawesi Selatan berujar, “Omset jualan saya dari hasil ekspor rumput laut terus meningkat dan sekarang sudah di angka 50 Milyar rupiah per Bulan!!”

Padahal si pak Haji ini mengekspor rumput laut dengan kondisi seadanya.

Rumput laut yang beliau eksporpun cenderung berbentuk curah, dimuat dalam kantong karung plastik bekas dengan kadar air yg masih cukup basah karena dijemur hanya sebentar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rumput laut ini kemudian dimuat dalam Container 40 feet sebelum dibawa ke pelabuhan untuk didistribusikan ke mancanegara.

Dalam kondisi standar minimal begini saja rumput laut mentah laku keras dan bahkan pihak buyer di negara negara Asia khusus nya China mengatakan padanya, “Pak Haji kirim berapa Container pun bapak kirim kami akan terima dan langsung bayar,” begitu ceritanya.

Di lain tempat di Gresik Jawa Timur seseorang yang asalnya adalah seorang pengumpul ikan sisa pelelangan kecil-kecilan telah tumbuh dalam 30 tahun ini menjadi eksportir Ikan beku dan produk hasil olahan ikan laut lainnya dengan nilai annual sale sebelum Pandemi Covid 19 sebesar 5 Trilyun Rupiah!

Seorang professor pada Departemen Pertanian Universität Hohenheim-Stuttgart Jerman pernah memberi saran kepada para kandidat doktor asal Indonesia yang ingin menulis riset S3 di Universitas yang terkenal untuk bidang tehnik pertanian dan pangannya itu.

Sarannya adalah sebagai berikut :

Baca Juga :  Kapolri Minta Masyarakat Tak Panik Pasca Bom Bunuh Diri di Katedral

Kandidat doktor pertanian asal Indonesia yang mengajukan proposal disertasi kepada professor pembimbing untuk memperoleh gelar doktor pada universitas kami selalu saja memilih tema riset sekitar Gandum, Keju, apel, anggur dan hal hal khas eropa lainnya.

Mereka pikir itu adalah pemilihan tema riset yang tepat mengingat para Professor Jerman pembibing mereka adalah ahli pada bidang-bidang tersebut.

Tapi sebenarnya pemikiran seperti ini agak keliru. Berikut pemikiran para professor tersebut:

“Kami sebagai pembimbing program doktoran tentu juga ingin belajar dari mereka tentang jenis tanaman asal tanah air mereka sendiri.”

“Kami ingin para kandidat itu menulis tema riset seperti tentang: Kangkung, salak, durian, rambutan, dan lain-lain.”

“Karena tema-tema ini lebih menarik minat kami sebagai pembimbing dan tentu saja memudahkan para Kandidat untuk diterima masuk program doktor di Universitas kami dan seluruh Universitas di Eropa.”

Kisah-kisah nyata di atas sebetulnya merupakan petunjuk bagi siapa yang berpikir akan ke mana arah tujuan ekonomi dan Industri bangsa Indonesia.

Tanah air kita mempunyai tanah yang subur, di mana biji-bijian apapun yang kita buang saja ke tanah kita maka akan tumbuh menjadi pohon.

Tanah air kita mempunyai matahari yang bersinar sepanjang tahun sehingga tanaman akan cepat bertumbuh dan bahkan kita bisa mendapatkan dua kali dalam setahun musim panen suatu komoditi.

Tanah air kita juga mempunyai musim penghujan yang membawa pupuk nitrogen gratis dari langit.

Baca Juga :  Puan : Melalui KIP Diharapkan Generasi Muda Miliki Kesempatan Sama dalam Pendidikan

Sungai dan mata air pun terhampar di mana-mana, siap untuk mengantarkan asupan nutrisi bagi tanaman kita.

Ketika tanaman konsumsi kita tumbuh subur, maka praktis akan tumbuh berkembang pula aneka hewan yang diternakkan untuk mencukupi kebutuhan protein masyarakat.

Hasil dari segala daya upaya kita mengolah tanah yang subur akhirnya segera terhidang manis di atas meja makan kita masing-masing.

Jenisnyapun beragam sesuai dengan tatacara masyarakat kita mengolahnya seperti: Rendang, Nasi goreng, Gado gado, Gudeg, Rica rica, es teler, gulai, teh tarik, aneka jamu, aneka kue basah dan jenis panganan lainnya.

Di laut kita menyimpan harta karun yang tak seorangpun di dunia ini dapat membayangkannya.

Ada berbagai jenis Ikan di laut kita, dari yang bisa dikonsumsi hingga ikan sebagai hiasan berikut segala mahluk laut non ikan.

Kemudian juga ada kekayaan mineral bawah laut seperti cadangan minyak dan gas lepas pantai.

Keindahan laut juga dapat dieksplorasi bagi kesejahteraan bangsa khususnya masyarakat pesisir yang bisa mendapatkan keuntungan ekonomis dari banyaknya pengunjung baik domestik maupun mancanegara yang ingin menikmati.

Nusantara yang berpenduduk hampir 270 juta jiwa ini juga mendapat karunia Tuhan berupa bonus Demografi.

Terdiri atas suku suku bangsa yang beraneka ragam adat dan budayanya yang tentu akan mengundang keinginan setiap orang di dunia untuk mengunjungi dan juga melihat langsung keindahan alam surgawi Indonesia.

Baca Juga :  Puan Maharani Resmikan Sambungan Air Bersih, Didoakan Warga Jadi Presiden

Dari jumlah penduduk urutan nomor empat di dunia, lahirlah orang-orang seperti: Kartini, Haji Agus Salim, Bung Karno, Pak Habibie, Nyoman Nuarta, Pesepakbola Ramang, dan Pelukis Raden Saleh.

Ada pula Penari Nini Rasinah, Rudi Hartono Kurniawan, Lim Swie King, Susi Susanti, hingga Anggun C Sasmi, Gitaris Alif ba ta, Joe Taslim, Iko Uwais, yang berprestasi dunia yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu saking banyaknya.

Sekali lagi bahwa ini semua merupakan petunjuk bagi kita yang berpikir bahwa kekuatan bangsa dan negara kita berada di bidang bidang:

  1. Pertanian dan Pangan.
  2. Maritim dan segala hasil produk laut kita
  3. Pariwisata
  4. Industri Kreatif

Empat bidang inilah yang telah menjadi Comparative Advantage kekuatan bangsa kita yang tak mungkin bisa dikalahkan oleh bangsa lain dan selayaknya menjadi basis pengembangan ekonomi dan Industri Indonesia.

Terkait dengan pengembangan bidang industri Indonesia Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan pentingnya dukungan modernisasi industri di Indonesia yang didukung oleh riset teknologi yang mumpuni yang sesungguhnya telah dikuasai oleh ahli-ahli di Indonesia.

Bila hal tersebut dapat diimplementasikan dengan baik empat bidang kekuatan kita ini akan dapat membawa Indonesia kepada era kejayaan jika kita bisa mengatur strategi pengembangannya dengan seksama disertai dengan semangat gotong royong antar pelaku industri menuju Indonesia Maju. (*)

Penulis : Mirah Kusumaningrum, Pengamat Ekonomi Rakyat, Tinggal di Jawa Timur.

Berita Terkait

Jelang Musim Tanam, Petani Lebih Suka Benih Inpari 32
Ini Isi Surat Edaran THR Keagamaan Tahun 2023, Buruh Wajib Tahu
Kualitas Kinerja Puan Maharani Dongkrak Elektabilitas
Memperkuat Ekonomi Kerakyatan, Tak Ribet Soal Aturan
Autokritik Puan Maharani dalam Meningkatkan Kinerja Legislasi DPR
Prinsip Kerja Untuk Rakyat, Elektabilitas Puan Kian Mantap
Sambut Pemilu 2024, Puan Maharani Semangati Kader PDIP Jawa Tengah
Puan Sebut Tolak Ukur Program Legislasi Berdasarkan Kualitas, Pengamat : Sepakat

Berita Terkait

Minggu, 5 November 2023 - 05:16 WIB

Jelang Musim Tanam, Petani Lebih Suka Benih Inpari 32

Selasa, 28 Maret 2023 - 16:24 WIB

Ini Isi Surat Edaran THR Keagamaan Tahun 2023, Buruh Wajib Tahu

Sabtu, 30 April 2022 - 07:53 WIB

Kualitas Kinerja Puan Maharani Dongkrak Elektabilitas

Sabtu, 30 April 2022 - 07:08 WIB

Memperkuat Ekonomi Kerakyatan, Tak Ribet Soal Aturan

Sabtu, 30 April 2022 - 06:58 WIB

Autokritik Puan Maharani dalam Meningkatkan Kinerja Legislasi DPR

Kamis, 28 April 2022 - 21:23 WIB

Prinsip Kerja Untuk Rakyat, Elektabilitas Puan Kian Mantap

Kamis, 28 April 2022 - 21:04 WIB

Sambut Pemilu 2024, Puan Maharani Semangati Kader PDIP Jawa Tengah

Kamis, 28 April 2022 - 16:39 WIB

Puan Sebut Tolak Ukur Program Legislasi Berdasarkan Kualitas, Pengamat : Sepakat

Berita Terbaru

Pesemaian padi berumur satu bulan ini terlihat menguning bahkan pucuk daunnya sudah kecoklatan dan mengering. (FOTO : HANIF AZHAR)

Pertanian

Pesemaian Padi Mengering, Petani Kepohbaru Terancam Gagal Tanam

Kamis, 21 Des 2023 - 04:12 WIB