Tingkatkan Geliat Seni Bonsai, Rubi Bojonegoro Gelar Festival Bonsai

- Editorial Team

Selasa, 19 Juli 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BOJONEGORO – Bonsai merupakan seni miniatur pohon yang di kerdilkan di dalam sebuah pot. Seni bonsai pertama kali muncul di China pada masa pemerintahan dinasti Tsin (265-420). Di masa dinasti Tang (618-907), seni mengerdilkan tanaman ini semakin diminati.

Itulah mengapa banyak melihat tanaman bonsai ada dalam lukisan-lukisan yang dibuat pada zaman dinasti Tang. Sementara di Indonesia seni bonsai sudah mulai populer sejak tahun 70 an.

“Di Kabupaten Bojonegoro sendiri seni bonsai sudah dikenal dan diminati sejak tahun 80 an,” kata Ketua Rumah Bonsai Indonesia (Rubi) Cabang Bojonegoro, Yosi Hariyoso, dalam silaturohmi bonsai yang diselenggarakan di Hotel MCM 16-26 Juli 2022.

Silaturohmi atau kontes bonsai diikuti 150 peserta turut berpartisipasi dari berbagai kota, Tuban, Lamongan, Jombang, Mojokerto, Blora, dan tuan rumah Bojonegoro.

Sejak pandemi Covid 19 berkecamuk, banyak masyarakat beralih hoby memanfaatkan waktu luang di rumah untuk merawat tanaman dengan nilai seni estetika tinggi.

“Tentu menjadi nilai positif dengan adanya silaturohmi bonsai, dapat menggeliatkan kembali pecinta bonsai dalam ajang kontes bonsai di MCM ini,” terangnya.

Secara geografis Kabupaten Bojonegoro memiliki hutan yang luas,  hal tersebut menjadi potensi untuk mengembangkan seni bonsai. Jenis bonsai yang dapat di kembangkan di Bojonegoro diantaranya pohon serut, beringin, dan asem.

“Dalam event ini, kami juga mengadakan workshop selama dua hari bagi yang ingin belajar seni bonsai,” tuturnya kepada pengunjung.

Baca Juga :  Dampingi Bupati Bojonegoro, Dandim 0813 Gowes Pagi Menikmati Hasil Pembangunan

Ada banyak jenis pohon bonsai yang turut dipamerkan dalam kontes tersebut, diantaranya pohon santigi karang, serut, asem, beringin, arabika, asam belanda, sancang, sakura mikro, ulmus, dan sebagainya.

Harganya pun juga variatif, tergantung jenis pohon dan nilai seninya. Seperti halnya ada jenis bonsai dari pohon santigi  yang ditawar Rp 100 juta, namun oleh pemiliknya tidak dilepas.

Yosi berharap, dengan adanya silaturahmi bonsai yang di selenggarakan di Hotel MCM ini atmosfer bonsai di Bojonegoro ini semakin menggeliat kembalu, sehingga pecinta dan peminat bonsai berseimbang.

“Tentu tidak berhenti disini, kami akan sering mengadakan event dan turut mengikuti event di luar kota, sehingga bonsai dari Bojonegoro juga lebih di kenal di kalangan luas,” tutupnya. (fit)

Baca Juga :  Penyanyi Bojonegoro Rilis Lagu stay at home Ditengah Pandemi Corona

Berita Terkait

Dampingi Bupati Bojonegoro, Dandim 0813 Gowes Pagi Menikmati Hasil Pembangunan
Penyanyi Bojonegoro Rilis Lagu stay at home Ditengah Pandemi Corona

Berita Terkait

Selasa, 19 Juli 2022 - 19:22 WIB

Tingkatkan Geliat Seni Bonsai, Rubi Bojonegoro Gelar Festival Bonsai

Minggu, 30 Januari 2022 - 05:34 WIB

Dampingi Bupati Bojonegoro, Dandim 0813 Gowes Pagi Menikmati Hasil Pembangunan

Selasa, 21 April 2020 - 14:19 WIB

Penyanyi Bojonegoro Rilis Lagu stay at home Ditengah Pandemi Corona

Berita Terbaru

Ahmad Fariq Fauzi salahsatu pendiri komunitas Koloni Lebah

Pilkada Bojonegoro 2024

Koloni Lebah Bersatu, Siap Menangkan Pasangan Teguh Farida.

Rabu, 25 Sep 2024 - 04:45 WIB

Pesemaian padi berumur satu bulan ini terlihat menguning bahkan pucuk daunnya sudah kecoklatan dan mengering. (FOTO : HANIF AZHAR)

Pertanian

Pesemaian Padi Mengering, Petani Kepohbaru Terancam Gagal Tanam

Kamis, 21 Des 2023 - 04:12 WIB