BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus berinovasi dalam upaya meningkatkan hasil produksi padi di Kabupaten Bojonegoro.
Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah memberikan arahan kepada petani di area persawahan Desa Bakalan, Kecamatan Kapas pada Jumat (24/02/2023).
Bupati Anna juga sekaligus mencoba Combine Harvester yang diserahkan pada bulan Desember lalu kepada kelompok tani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Alsintan tersebut nantinya akan digunakan kelompok tani di Kecamatan Kapas dengan harapan dapat meningkatkan nilai jual hasil panen padi para petani.
Dalam acara tersebut turut mendampingi Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Perwakilan Bulog Bojonegoro, BPS Bojonegoro, Forkopimcam dan kepala desa se Kecamatan Kapas.
Combine Harvester merupakan alat panen dengan 3 fungsi sekaligus, yakni sebagai alat panen padi, alat perontok padi dan juga sebagai alat pembajak sawah.
Dalam sambutannya, Bupati Anna Muawanah menyampaikan, combine tersebut dapat mendukung program ketahanan pangan di Kabupaten Bojonegoro khususnya target 900.000 ton padi di tahun 2023.
“Dengan luas lahan pertanian dan mayoritas masyarakat yang bermata pencaharian petani, selain regulasi kita juga menyiapkan sarana dan prasarana di sektor pertanian,” ucap Bupati.
Pemkab Bojonegoro pada tahun 2022 telah melaksanakan MoU dengan Bulog, terkait penyerapan hasil panen padi guna mendorong kedaulatan ketahanan pangan Kabupaten Bojonegoro.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bojonegoro memprediksi bulan Februari ini, hasil panen di Kecamatan Kapas mencapai 165.000 Ton beras dengan luas lahan hampir 45.000 hektar.
Dengan hasil tersebut Pemkab Bojonegoro telah menyiapkan BUMDes guna menjembatani hasil panen petani yang nantinya akan dijual kepada Bulog.
Bupati Bojonegoro menambahkan, untuk memastikan penyerapan hasil panen yang maksimal, pihaknya akan berkoordinasi langsung dengan Bulog untuk meninjau sejauh mana BUMDes dan Bulog telah menjalankan kerjasama tersebut.
“Kami sudah memberikan bantuan modal kepada BUMDes mencapai Rp 100 juta. Modal tersebut harapan kami dijadikan modal untuk membeli hasil panen petani dan selanjutnya untuk dibeli Bulog,” terangnya.
“Dengan demikian, harga padi tetap stabil dan tidak dipermainkan oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan besar dari petani,” ungkapnya.
Usai menyampaikan arahan, Bupati Anna Mu’awanah mencoba langsung alsintan berupa Combine Harvester dengan didampingi operator dan Kepala Dinas PKP serta Kepala Desa Bakalan. (din)